Pematangsiantar – Amerika Serikat Tembak Kapal Sebuah insiden militer mengejutkan terjadi di Laut Karibia pada Selasa pagi waktu setempat, ketika kapal patroli milik Angkatan Laut Amerika Serikat menembaki kapal milik Venezuela.
Kejadian tersebut mengakibatkan tiga orang awak kapal Venezuela tewas dan dua lainnya mengalami luka serius.
Insiden ini langsung memicu ketegangan diplomatik antara Washington dan Caracas, yang selama ini memang memiliki hubungan yang panas.
Menurut pernyataan resmi dari Departemen Pertahanan AS, penembakan terjadi setelah kapal Venezuela “berlayar secara agresif dan mengabaikan peringatan berulang”.
Baca Juga : Anggota Komisi I DPR Minta Angga Raka Mundur dari Wamen Komdigi
Namun pemerintah Venezuela membantah tuduhan itu dan menyebut kapal mereka sedang melakukan patroli rutin di wilayah perairan nasional.
“Ini adalah aksi agresi dan pelanggaran hukum internasional. Amerika Serikat telah melakukan pembunuhan terhadap personel militer kami,” ujar Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino López.
Kapal Venezuela yang ditembak diketahui merupakan kapal kecil bersenjata ringan, bagian dari Garda Nasional Bolivarian.
Insiden terjadi sekitar pukul 07.40 pagi waktu setempat, di wilayah laut yang diklaim kedua negara sebagai zona ekonomi eksklusif masing-masing.
Dalam video yang beredar di media sosial, terdengar suara tembakan senapan otomatis dari kapal Amerika sebelum kapal Venezuela terlihat terbakar.
Belum jelas siapa yang memulai provokasi, tetapi kedua pihak saling menyalahkan dalam pernyataan resminya.
Presiden Venezuela Nicolás Maduro menyebut kejadian ini sebagai “aksi kriminal imperialis” dan mengancam akan ada balasan “setimpal”.
“Rakyat Venezuela tidak akan diam. Kami akan membela kedaulatan kami sampai tetes darah terakhir,” ujar Maduro dalam pidato di Caracas.
Sementara itu, Gedung Putih mengadakan konferensi pers darurat yang dipimpin oleh Juru Bicara Keamanan Nasional, John Kirby.
“Angkatan Laut AS bertindak dalam pembelaan diri setelah kapal Venezuela mengarahkan senjata ke personel kami dan mendekat dengan kecepatan tinggi,” kata Kirby.
Insiden ini mendapat perhatian besar dari dunia internasional, terutama negara-negara Amerika Latin yang sebelumnya
