, ,

Bencana Banjir Bandang Terjang Bali dan NTT, Puluhan Korban Tewas dan Hilang

oleh -155 Dilihat

Tragedi di Surga: Update Korban Tewas dan Hilang serta Dampak Banjir Bandang di Bali-NTT

Jeritan Pematangsiantar– Bencana alam datang menerjang dua destinasi pariwisata utama Indonesia, meninggalkan duka dan kerusakan parah. Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bali pada tengah pekan ini telah merenggut puluhan nyawa dan masih menyisakan ketidakpastian atas nasib para korban hilang. Operasi pencarian terus digenjot demi menjawab harapan keluarga yang berdoa.

Nagekeo, NTT: Desa Terisolasi dan Pencarian yang Berjalan di Tengah Kepiluan

Bencana di NTT terjadi lebih dulu. Pada dinihari Selasa, 9 September 2025, sekitar pukul 02.00 WITA, banjir bandang disertai tanah longsor menghancurkan Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo. Air bah yang datang tiba-tiba di tengah tidur penduduk menyapu segala yang dilintasinya.

Bencana Banjir Bandang Terjang Bali dan NTT, Puluhan Korban Tewas dan Hilang
Bencana Banjir Bandang Terjang Bali dan NTT, Puluhan Korban Tewas dan Hilang

Baca Juga: Langit Cerah di Siantar Marimbun, Bakti Negara Forkopimda Wujudkan di Lahan Pertanian

Korban Jiwa:
Hingga Rabu (10/9) malam, Plt. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Semuel Halundaka, mengonfirmasi adanya penambahan korban. Total korban meninggal dunia menjadi 4 orang, sementara 4 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Tiga jenazah yang ditemukan lebih awal telah dimakamkan oleh keluarga masing-masing pada Rabu siang, menguburkan rasa shock dan duka yang mendalam.

Korban Hilang dan Operasi Pencarian:
Keempat korban hilang tersebut terdiri dari dua orang dewasa dan dua bayi, mencerminkan betapa dahsyatnya kekuatan bencana yang tak memandang usia. Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Kantor SAR Maumere, Polres Nagekeo, dan TNI telah melakukan pencarian intensif selama dua hari.

Kepala Kantor SAR Maumere, Fathur Rahman, melaporkan bahwa pencarian pada hari kedua (Rabu) yang berlangsung dari pukul 07.00 hingga 17.30 WITA masih belum membuahkan hasil. Pencarian difokuskan di aliran Sungai Desa Sawu sepanjang 2,13 kilometer menuju muara. Untuk memperkuat usaha, tujuh personel rescuer tambahan dari SAR Maumere telah diterjunkan.

“Besok [Kamis] pencarian hari ketiga, kita semua berharap bahwa seluruh korban dapat ditemukan oleh Tim SAR Gabungan,” ujar Fathur dengan penuh harap.

Dampak dan Kerusakan:
Bencana ini tidak hanya merenggut nyawa tetapi juga memutus akses hidup masyarakat. Kapolres Nagekeo, AKBP. Rachmad Muchamad Salili, melaporkan setidaknya ada tujuh titik longsor yang memutus total ruas jalan dari Kecamatan Boawae ke Mauponggo. Yang lebih memprihatinkan, Desa Sawu kini terisolasi dan tidak dapat diakses oleh bantuan darat akibat tertimbunnya jalan oleh material longsoran.

Bali: Ibu Kota Terendam, Darurat Ditetapkan Selama Satu Minggu

Sehari setelah NTT dilanda, giliran Pulau Dewata yang merasakan amukan alam. Pada Rabu (10/9), banjir merendam puluhan titik, termasuk pusat ibu kota provinsi, Denpasar, dan kabupaten lain seperti Badung dan Jembrana. Genangan air yang tinggi melumpuhkan aktivitas dan menimbulkan korban jiwa yang signifikan.

Korban Jiwa:
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, usai mengikuti Rapat Koordinasi di Rumah Dinas Gubernur Bali, menyampaikan data korban yang mencengangkan. 9 orang dinyatakan meninggal dunia akibat banjir di Bali. Angka ini jauh lebih besar daripada yang terjadi di NTT dan menunjukkan skala bencana yang serius.

Korban Hilang dan Operasi Pencarian:
Tidak hanya yang meninggal, nasib 6 orang lainnya masih dalam pencarian dan dinyatakan hilang. Suharyanto menyatakan bahwa Basarnas Bali telah menurunkan lebih dari 100 personel untuk melakukan operasi pencarian. Meski pencarian sempat dihentikan pada Rabu malam, operasi akan dilanjutkan kembali pada Kamis pagi pukul 07.00 WITA.

“Mulai besok jam 7 pagi ini akan mulai dicari lagi, sampai betul-betul yang 6 orang yang masih hilang ini akan ditemukan,” tegas Suharyanto.

Status Darurat dan Penyebab Bencana:
Merespons kejadian ini, Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana selama satu minggu. Awalnya rencana dua minggu, namun karena intensitas banjir yang mulai mereda, durasinya dipersingkat. Penetapan ini penting untuk mempercepat langkah perbaikan, rehabilitasi, dan rekonstruksi pascabencana.

BNPB mengonfirmasi bahwa banjir ini dipicu oleh curah hujan sangat tinggi akibat fenomena gelombang atmosfer Rossby-Kelvin. Fenomena ini dikenal dapat memicu pembentukan awan hujan dalam skala luas dan intensitas tinggi. Kabar baiknya, pada Rabu malam ketinggian air di sungai-sungai dilaporkan telah kembali normal dan genangan air di banyak titik mulai surut.

Peringatan untuk Jawa dan Penutup

Suharyanto juga mengingatkan bahwa fenomena Rossby-Kelvin ini diperkirakan akan bergerak ke arah barat. Pihaknya telah berkoordinasi dengan BMKG dan mengingatkan pemerintah daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat untuk siaga dan bersiap melakukan operasi modifikasi cuaca (teknik hujan buatan) untuk mencegah bencana serupa.

Tragedi di Bali dan NTT ini adalah pengingat pilih bahwa negeri yang indah ini juga rentan terhadap amukan alam. Solidaritas dan gotong royong menjadi kunci dalam meringankan beban para korban. Seluruh mata tertuju pada operasi pencarian di hari-hari ke depan, berharap para korban hilang dapat ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Pemulihan infrastruktur dan trauma warga akan menjadi tantangan panjang pascabencana ini.

Skintific

No More Posts Available.

No more pages to load.